Pendahuluan
Pertanian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tertentu
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu pertanian merupakan salah satu
sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara yang mencakup Pendapatan
Naasional dan Produk Domestik Bruto. Dalam pelaksanaannya pertanian juga
berperan dalam pembangunan ekonomi yaitu melalui kegiatan eksport-import hasil
pertanian seperti ; beras, rempah-rempah, kopi, dll.
Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara-negara sedang
berkembang (NSB) yang memiliki karakteristik dari sektor pertanian yang
memiliki tingkat produktivitas yang rendah dibandingkansektor-sektor lainnya,
Khususnya industri manufaktur. Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni ; dari
sisi permintaan elastisistas pendapatan dari permintaan terhadap komoditas
pertanian lebih kecil dari pada elastisitas pendapatan dari permintaan terhadap
produk-produk dari sektor lain, seperti barang-barang industri. Jadi, dengan
peningkatan pendapatan , laju pertumbuhan permintaan terhadap komoditas
pertanian relatif lebih kecil dibandingkan permintaan konsumen terhadap
barang-barang industri. Dari sisi penawaran (produksi) pun tingkat
produktivitas di pertanian relatif rendah.
Dengan membahas masalah ini diharapkan kita dapat meningkatkan
produktivitas pertanian dengan cara ; memperluas lahan pertanian, mencari
pangssa pasar yang lebih luas, meningkatkan hasil panen, meningkatkan kualitas
hasil produksi dengan menggunakan bibit unggul.
Landasan Teori
A.
Revolusi
Hijau
-
Penggunaan
lahan pertanian dan pupuk
-
Luas
lahan irigasi
-
Pusat
produksi padi di Indonesia
-
Pemakaian
input-input modern di pertanian Indonesia
B.
Perkembangan
sektor peertanian
1.
Kontribusi
PDB
-
Pertumbuhan
PDB
2.
Peertumbuhan
output dan produktivitas
-
Perkembangan
jangka panjang indeks produksi pertanian
C.
Ketahanan
pangan
1.
Pentingnya
ketahanaan pangan
2.
Konsep
ketahanan pangan
3.
Faktor
utama penentu ketahanan pangan di Indonesia
-
Lahan
-
Infrastruktur
-
Teknologi
dan Sumber Daya Manusia (SDM)
-
Energi
-
Modal
-
Cuaca
Pembahasaan Materi
A. Revolusi hijau
Selama Orde Baru,
industry dan pertanian merupakan dua sector prioritas. Untuk mendukung
pembangunan pertanian, pemerintah pada waktu itu melaksanakan modernisasi atau
intensifikasi, dikenal dengan sebutan “Revolusi Hijau”. Waktu itu ekonomi
Indonesia juga belum terdiversifikasi : sumbangan output pertanian terhadap
pembentukan produk domestic bruto (PDB) tercatat sebesar 50% dan juga merupakan
sector terbesar dalam pemberian lapangan kerja (sekitar 70% dari jumlah penduduk).
Sebelum revolusi
hijau dimulai, lahan irigasi (teknis dan nonteknis) meningkat dengan rata-rata
1,4% setiap tahunnya dan selama revolusi hijau meningkat dengan lebih dari
setengah ke 2,3% pertahun, tapi setelah itu merosot secara signifikan ke 0,3%
pertahun.
Kuantitas
dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun dari pemakaian lahan dan input-input
modern dipertanian
|
Kuantitas
|
Laju pertumbuhan (% pertahun)
|
||||||
1961-65
|
1971-75
|
1981-85
|
1991-95
|
1961-2000
|
1961-67
|
1968-92
|
1993-2000
|
|
Lahan (juta ha)
|
17,6
|
18,9
|
26,0
|
32,2
|
2,0
|
0,3
|
2,3
|
2,1
|
Lahan irigasi (juta ha)
|
2,4
|
2,7
|
3,3
|
4,6
|
1,8
|
1,4
|
2,3
|
0,3
|
Pupuk pabrik (juta ton)
|
0,1
|
0,4
|
1,7
|
2,5
|
10,6
|
1,7
|
16,0
|
0,1
|
Mesin (juta tenaga kuda)
|
0,1
|
0,2
|
0,2
|
0,6
|
11,5
|
7,5
|
14,3
|
5,9
|
Pupuk/ lahan (kg/ha)
|
6,9
|
22,7
|
64,0
|
76,3
|
8,5
|
1,3
|
13,6
|
-2,0
|
Sumber:
Fuglie (2004) (data dari BPS dan FAO)
Sedangkan data
dari Departmen Pekerjaan Umum(PU) menunjukan bahwa selama periode 1999-2005,
peningkatan lahan sawah beririgasi di Indonesia dengan jumlah penduduk 220 juta
jiwa hanya 0,47 juta ha dari 6,23 juta ha jadi 6,7 juta ha. Jauh lebih rendah
dibandingkan india dengan 1,1 miliar orang yang luas lahan irigasinya tumbuh 16
juta ha, dari dari 59 juta ha jadi 75 juta ha, dan China lebih kecil langi
yaitu 1,3 miliar orang yang penambahannya mencapai 40 juta ha dari 54 juta ha
menjadi 94 juta ha.
Pada table dibawah
ini ditunjukan bahwa luas lahan irigasi teknis di Indonesia tidak merata. Di
Pulau Jawa pada tahun 2004 paling luas, yaitu mencapai sekitar 1,5 juta ha atau
lebih dari setengah luas lahan irigasi teknis diseluruh Indonesia dan yang
paling kecil adalah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB)
yang hanya 84 ribu ha lebih.
Komposisi
lahan pertanian basah di Indonesia menurut wilayah 2004
Tipe lahan
|
Luas lahan (ha)
|
|||||
Sumatra
|
Jawa
|
Bali, NTT,NTB
|
Kalimantan
|
Sulawesi
|
total
|
|
Irigasi teknis
|
321.234
|
1.516.252
|
84.632
|
24.938
|
262.144
|
2.209.200
|
Irigasi semi teknis
|
257.771
|
402.987
|
173.364
|
33.297
|
121.402
|
988.821
|
Irigasi perdesaan
|
455.235
|
615.389
|
92.070
|
189.326
|
234.933
|
1.586.953
|
Sawah tadah hujan
|
550.440
|
777.029
|
68.380
|
339.705
|
279.295
|
2.015.349
|
Rawa lebak
|
288.661
|
776
|
29
|
323.556
|
2.179
|
615.201
|
Pasang surut
|
230.621
|
4.144
|
72
|
97.603
|
884
|
333.324
|
jumlah
|
2.103.962
|
2.316.577
|
418.547
|
1.008.425
|
900.837
|
7.748.848
|
Sumber:
statistic pertanian 2004, Departemen Pertanian (Deptan)
Karna lahan
irigasi terpusatkan di Jawa, maka pulau Jawa paling banyak jumlah sentra
produksi padi/ beras. Pada table berikut ini ditunjukan kabupaten Indramayu di
Jawa barat merupakan sentra terbesar, dibanding karawang.
Sentra-sentra
padi di jawa 2004
Kabupaten
|
Produksi (ton)
|
Luas lahan (ha)
|
Indramayu
|
1.080.306
|
196.514
|
Karawang
|
962.424
|
178.614
|
Subang
|
891.572
|
171.541
|
Jember
|
692.933
|
135.373
|
Bayuwangi
|
679.079
|
108.980
|
Lamongan
|
663.587
|
120.268
|
Cilacap
|
628.001
|
121.870
|
Bojonegoro
|
602.926
|
106.623
|
Pandeglang
|
570.464
|
116.521
|
Grobogan
|
552.034
|
95.876
|
Demak
|
512.839
|
92.148
|
Sleman
|
253.873
|
44.749
|
Sumber:
statistic pertanian 2004, Departemen Pertanian (Deptan)
Perkembanagan
input-input modern pertanian di Indonesia juga sangat intensif selama periode
revolusi hijau, yang rata-rata lebih dari 10% pertahun antara 1961-2002. Laju
pertumbuhan pemakaian traktor ,
mengalami suatu peningkatan dari sekitar 7,5% pertahun sebelum era revolusi
hijau sekitar 14,3% pertahun selama pelaksanaan strategi tersebut. sedangkan
dalam hal pupuk nonorganic, Indonesia sanagt tinggi dibandingkan dengan
Negara-negara Asia lainnya. Dalam 10 hingga 20 tahun, laju pertumbuhan
rata-ratanya pertahun meningkat dari sekitar 1,7% dalam decade 60an ke 16%
selama periode 1970an – 1980an.
B. Perkembangan Sektor Pertanian
1.
Kontribusi PDB
Pangsa output agregat (PDB) dari pertanian relatif menurun, sedangkan di
Industri manufaktur dan sektor-sektor sekunder lainnya dan sektor tersier
meningkat. Penurunan
kontribusi output dari perrtanian terhadap pembentukan PDB ini bukan
berarti volume produksi di sektor tersebut berkurang, tetapi laju pertumbuhan
outputnya lebih lambat dibanding laju output di sektor-sektor lainnya.
Pada tahun 2011
(sampai dengan Triwulan III), PDB sektor pertanian (di luar perikanan dan
kehutanan) tumbuh sebesar 3,07%, di mana tingkat pertumbuhan tersebut lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang hanya 2,86%. Pertumbuhan
tersebut berasal dari sub sektor perkebunan (6,06%), disusul dengan sub sektor
peternakan (4,23%), dan sub sektor tanaman bahan makanan (1,93%). Kontribusi
PDB sektor pertanian (di luar perikanan dan kehutanan) terhadap PDB nasional pada tahun 2011 tersebut mencapai
11,88%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang baru mencapai 11,49%.
Pertumbuhan dan kontribusi PDB sector pertanian
(diluar perikanan dan kehutanan) tahun 2009-2011
Sector/ Sub sector
|
Tahun
|
||
2009 (%)
|
2010 (%)
|
2011* (%)
|
|
Pertumbuhan
PDB
|
3,98
|
2,86
|
3,07
|
-
Tanaman Bahan Makanan
|
4,97
|
1,81
|
1,93
|
-
Tanaman Perkebunan
|
1,84
|
2,51
|
6,06
|
-
Peternakan dan Hasilnya
|
3,45
|
4,06
|
4,23
|
Kontribusi
terhadap PDB Nasional
|
11,34
|
11,49
|
11,88
|
Sumber: BPS,
diolah Pusdatin
*) sampai triwulan III 2011, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010
*) sampai triwulan III 2011, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010
2. Pertumbuhan output dan produktivitas
Kebijakan revolusi
hijau menekan pada pertumbuhan output atau maksimalisasi produktivitas dari
factor-faktor produksi , yaitu tenaga kerja lahan dan modal. Maka, diperkenalkanlah
pola-pola penanaman yang padat karya. Di sector pertanian pertumbuhan output
terjadi bersamaan dengan peningkatan kesempatan kerja.
Produksi pertanian
di Indonesia mulai meningkat sejak akhir 1960an hingga periode 1990an.
Perkembangan jangka panjang dari indeks produksi di sector pertanian pada tahun 1997 hingga 2000 produksi
pertanian Indonesia melemah, itu disebabkan karna krisis ekonomi 1997/98. Namun
pada tahun 2000 dan 2001 produksi pertanian kembali meningkat. Walaupun
pertumbuhan output secara total tinggi, tapi jika produktivitasnya rendah itu
berarti penerapan teknologi dan pola produksi modern tidak terlalu bermanfaat.
Pada table data
dari BPS ini menunjukan luas panen Indonesia pada tahun 2009 adalah yang paling
luas dibandingkan provinsi lain yaitu 12.883.576 ha, sedangkan yang terkecil
dimiliki oleh kepulauan riau hanya sekitar 144 ha. Dari data ini juga dapat
dilihat provinsi yang memiliki produktivitas yag tertinggi adalah jawa timur
sebesar 59,11 ku/ha dengan produksi 11.259.085 ton, sedangkan provinsi yang
memiliki produktivitas rendah yaitu Bangka Belitung 24,64 ku/ha dengan
produksi 19 864 ton.
Tabel
luas panen, produktivitas, produksi tanaman padi seluruh provinsi
Provinsi
|
Jenis Tanaman
|
Tahun
|
Luas Panen(Ha)
|
Produktivitas(Ku/Ha)
|
Produksi(Ton)
|
Indonesia
|
Padi
|
2009
|
12 883 576
|
49,99
|
64 398 890
|
Aceh
|
Padi
|
2009
|
359 375
|
43,32
|
1 556 858
|
Sumatera Utara
|
Padi
|
2009
|
768 407
|
45,91
|
3 527 899
|
Sumatera barat
|
Padi
|
2009
|
439 542
|
47,91
|
2 105 790
|
Riau
|
Padi
|
2009
|
149 423
|
35,57
|
531 429
|
Jambi
|
Padi
|
2009
|
155 802
|
41,40
|
644 947
|
Sumatera Selatan
|
Padi
|
2009
|
746 465
|
41,87
|
3 125 236
|
Bengkulu
|
Padi
|
2009
|
132 975
|
38,37
|
510 160
|
Lampung
|
Padi
|
2009
|
570 417
|
46,88
|
2 673 844
|
Bangka Belitung
|
Padi
|
2009
|
8 063
|
24,64
|
19 864
|
Kepulauan Riau
|
Padi
|
2009
|
144
|
29,86
|
430
|
DKI Jakarta
|
Padi
|
2009
|
1 974
|
55,79
|
11 013
|
Jawa Barat
|
Padi
|
2009
|
1 950 203
|
58,06
|
11 322 681
|
Jawa Tengah
|
Padi
|
2009
|
1 725 034
|
55,65
|
9 600 415
|
DI Yogyakarta
|
Padi
|
2009
|
145 424
|
57,62
|
837 930
|
Jawa Timur
|
Padi
|
2009
|
1 904 830
|
59,11
|
11 259 085
|
Banten
|
Padi
|
2009
|
366 138
|
50,50
|
1 849 007
|
Bali
|
Padi
|
2009
|
150 283
|
58,47
|
878 764
|
Nusa Tenggara Barat
|
Padi
|
2009
|
374 279
|
49,98
|
1 870 775
|
Nusa Tenggara Timur
|
Padi
|
2009
|
194 219
|
31,27
|
607 359
|
Kalimantan Barat
|
Padi
|
2009
|
418 929
|
31,05
|
1 300 798
|
Kalimantan Tengah
|
Padi
|
2009
|
214 480
|
26,98
|
578 761
|
Kalimantan Selatan
|
Padi
|
2009
|
490 069
|
39,93
|
1 956 993
|
Kalimantan Timur
|
Padi
|
2009
|
146 177
|
38,01
|
555 560
|
Sulawesi Utara
|
Padi
|
2009
|
114 745
|
47,85
|
549 087
|
Sulawesi Tengah
|
Padi
|
2009
|
211 232
|
45,14
|
953 396
|
Sulawesi Selatan
|
Padi
|
2009
|
862 017
|
50,16
|
4 324 178
|
Sulawesi Tenggara
|
Padi
|
2009
|
98 130
|
41,51
|
407 367
|
Gorontalo
|
Padi
|
2009
|
48 042
|
53,48
|
256 934
|
Sulawesi Barat
|
Padi
|
2009
|
64 973
|
47,82
|
310 706
|
Maluku
|
Padi
|
2009
|
21 252
|
42,29
|
89 875
|
Maluku Utara
|
Padi
|
2009
|
13 711
|
33,73
|
46 253
|
Papua Barat
|
Padi
|
2009
|
10 486
|
35,27
|
36 985
|
Papua
|
Padi
|
2009
|
26 336
|
37,41
|
98 511
|
Sebagai suatu
hasil dari pertumbuhan output / produktivitas yang tinggi di pertanian,
perbedaan dalam produktivitas antara
pedesaan yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan perkotaan dengan industry
manufaktur, keuangan, kontruksi, transportasi, dan jasa sebagai sector-sektor
utama tidak membesar terlalu cepat bagi migrasi tenaga kerja untuk menahan upah
tetap terkait dengan produktivitas.
Dibawah ini data
perubahan produksi, luas panen dan produktivitas menurut jenis komoditi padi di
Indonesia. Pada table ini ditunjukkan bahwa dari tahun 2007 sampai 2010
produksi padi meningkat sekitar 2.000.000 ton, tetapi pada tahun 2011 menurun
1.000.000 ton atau -1,10%. Begitupun dengan luas lahan dan produktivitasnya,
pada tahun 2007 luas lahan padi menunjukan sekitar 12.148.000 ha dan mengalami
peningkatan tiap tahun sampai 2010 dengan 13.253.000 ha atau 0,39%. Dan
produktivitasnya pun mengalami kenaikan tiap tahunnya yaitu pada tahun 2007
dengan 47,05 ku/ha dan pada tahun 2010 menjadi 50,15 ku/ha dan mengalami
penurunan pada tahun 2011 yaitu menjadi 49,80 ku/ha atau 0,70%.
Begitu pula dengan
data pada padi sawah yang mengalami kenaikan tiap tahun dari tahun 2007 dengan54.200.000
ton sampai 2010 dengan 63.018.000 ton tetapi mengalami penurunan juga pada
tahun 2011 menjadi 62.513.000 ton atau 0,80%. Begitu pula dengan
produktivitasnya yang mengalami kenaikan dari tahun 2007 dengan 49,09 ku/ha
sampai 2010 dengan 52,00 ku/ha dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi
51,38 ku/ha atau 1,19% Tapi tidak dengan luas panen pada padi sawah yaitu
selalu mengalami keniakan tiap tahun dari 2007 dari 11.041.000 ha sampai 2011
dengan 12.167.000 ha atau naik 0,40%.
Dan pada padi
ladang pun di tahun 2007 sampai 2010 produksi mengalami kenaikan yaitu dari 2.958.000 ton sampai 3.451.000 ton dan
mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 3.228.000 ton ini sama dengan
jumlah produksi pada tahun 2009 atau mengalami penurunan sekitar 6,46%. Pada luas panennya
padi lading mengalami turun naik dari 2007 dengan 1.106.000 ha dan mengalami penurunan di tahun
2008 menjadi sekitar 1.070.000 ha yang kemudian mengalami sedikit kenaikan
sampai tahun 2010 yaitu mencapai 1.135.000 ha, dan mengalami penurunan kembali
pada tahun 2011 yaitu dengan luas 1.034.000 ha atau menurun 8,85%.
Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi di
Indonesia
No.
|
Jenis komoditi
|
Tahun
|
Pertumbuhan
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011*)
|
2011 over 2010
(%)
|
||
1
|
Padi
|
||||||
Produksi (000 Ton)
|
57.157
|
60.326
|
64.399
|
66.469
|
65.741
|
-1,10
|
|
Luas Panen (000 Ha)
|
12.148
|
12.327
|
12.884
|
13.253
|
13.201
|
-0,39
|
|
Produktivitas (Ku/Ha)
|
47,05
|
48,94
|
49,99
|
50,15
|
49,80
|
-0,70
|
|
|
|||||||
2
|
Padi Sawah
|
||||||
Produksi (000 Ton)
|
54.200
|
57.170
|
61.171
|
63.018
|
62.513
|
-0,80
|
|
Luas Panen (000 Ha)
|
11.041
|
11.258
|
11.797
|
12.119
|
12.167
|
0,40
|
|
Produktivitas (Ku/Ha)
|
49,09
|
50,78
|
51,85
|
52,00
|
51,38
|
-1,19
|
|
|
|||||||
3
|
Padi Ladang
|
||||||
Produksi (000 Ton)
|
2.958
|
3.156
|
3.228
|
3.451
|
3.228
|
-6,46
|
|
Luas Panen (000 Ha)
|
1.106
|
1.070
|
1.086
|
1.135
|
1.034
|
-8,85
|
|
Produktivitas (Ku/Ha)
|
26,73
|
29,51
|
29,71
|
30,42
|
31,21
|
2,60
|
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat
Jenderal Tanaman
Keterangan : *) Angka Sementara
C. Ketahanan Pangan
1. Pentingnya ketahanan pangan
Ketahan
pangan sangatlah penting tidak hanya dilihat dari dari nilai ekonomi dan social
tapi, politik juga. Bila didalam negri atau di Indonesia terancam kekurangan
pangan atau kelaparan maka staabilitas politik didalam negri pun akan tergaggu.
Selain itu ketahanan pangan didalam negri juga penting untuk peran Indonesia di
lembaga Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
2. Konsep Ketahanan Pangan
Konsep
ketahanan pangan tercatat dalam UU no.7
tahun 1996 tentang pangan, passal 1 ayat 17 yaitu “ ketahanan pangan adalah
kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT) yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata, dan terjangkau.”
Pada
tahun 2005, melalui UU no.11/2005. Pemerintah merativikasi kovenan
Internasional Hak Ekonomi Sosial Budaya
(kovenan Ekosob) yang berisi tentang tanggung jawab Negara dalam menghormati,
melindungi dan memenuhi hak atas pangan bagi rakyatnya. Konsekuensinya
pemerintah harus merubah semua UU tentang Ekosob termasuk U no.7 tahun 1996.
Alasannya yaitu :
a.
Perlindungan hak rakyat atas pangan oleh Negara
merupakan kewajiban hakiki
b.
UU dapat menjadi penjamin atas pemenuhan
tanggung jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya melalui pemenuhan
pangan yang berkesinambungan
c.
Krisis pangan yang melanda dunia merupakan
pelajaran berharga tentang pentingnya suatu bangsa memiliki kedaulatan atas
pangan untuk menjamin kecukupan pangan bagi warga negaranya
d.
Pembangunan ekonomi bisa berkelanjutan jika
pemenuhan hak dasar rakyat atas pangan terpenuhi.
3. Factor Utama Penentu Ketahanan Pangan
di Indonesia
Factor
yang berpengaruh terhadap kinerja pertnian Indonesia adalah ketersediaan dan
kualitas lahan, infrastruktur (khususnya irigasi), teknologi dan kualitas
petani dan buruh tani, energy (terutama listrik dan bahan baar minyak),
permodalan, dan cuaca.
a. Lahan
Luas lahan padi menurut provinsi 2007
– 2011 (Ha)
No.
|
Provinsi
|
Tahun
|
Pertumbuhan
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011*)
|
2011
over 2010
(%)
|
||
1
|
Aceh
|
360.717
|
329.109
|
359.375
|
352.281
|
380.686
|
8,06
|
2
|
Sumatera Utara
|
750.232
|
748.540
|
768.407
|
754.674
|
757.428
|
0,36
|
3
|
Sumatera Barat
|
423.655
|
421.902
|
439.542
|
460.497
|
461.711
|
0,26
|
4
|
Riau
|
147.167
|
147.796
|
149.423
|
156.088
|
145.242
|
-6,95
|
5
|
Riau Kepulauan
|
117
|
134
|
144
|
396
|
387
|
-2,27
|
6
|
Jambi
|
149.888
|
143.034
|
155.802
|
153.897
|
157.441
|
2,30
|
7
|
Sumatera Selatan
|
691.467
|
718.797
|
746.465
|
769.478
|
784.820
|
1,99
|
8
|
Bangka Belitung
|
9.010
|
6.266
|
8.063
|
8.180
|
5.286
|
-35,38
|
9
|
Bengkulu
|
123.853
|
127.506
|
132.975
|
133.629
|
123.821
|
-7,34
|
10
|
Lampung
|
524.955
|
506.547
|
570.417
|
590.608
|
606.973
|
2,77
|
11
|
DKI Jakarta
|
1.544
|
1.640
|
1.974
|
2.015
|
1.723
|
-14,49
|
12
|
Jawa Barat
|
1.829.085
|
1.803.628
|
1.950.203
|
2.037.657
|
1.964.457
|
-3,59
|
13
|
Banten
|
356.803
|
362.637
|
366.138
|
406.411
|
397.021
|
-2,31
|
14
|
Jawa Tengah
|
1.614.098
|
1.659.314
|
1.725.034
|
1.801.397
|
1.724.246
|
-4,28
|
15
|
DI Yogyakarta
|
133.369
|
140.167
|
145.424
|
147.058
|
150.827
|
2,56
|
16
|
Jawa Timur
|
1.736.048
|
1.774.884
|
1.904.830
|
1.963.983
|
1.926.796
|
-1,89
|
17
|
Bali
|
145.030
|
143.999
|
150.283
|
152.190
|
152.585
|
0,26
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
331.916
|
359.714
|
374.279
|
374.284
|
418.062
|
11,70
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
166.753
|
187.907
|
194.219
|
174.674
|
195.201
|
11,75
|
20
|
Kalimantan Barat
|
399.832
|
423.601
|
418.929
|
428.461
|
444.719
|
3,79
|
21
|
Kalimantan Tengah
|
229.665
|
205.684
|
214.480
|
247.577
|
214.373
|
-13,41
|
22
|
Kalimantan Selatan
|
505.846
|
507.319
|
490.069
|
471.166
|
489.134
|
3,81
|
23
|
Kalimantan Timur
|
155.484
|
157.341
|
146.177
|
150.031
|
140.343
|
-6,46
|
24
|
Sulawesi Utara
|
103.189
|
109.951
|
114.745
|
119.771
|
122.108
|
1,95
|
25
|
Gorontalo
|
44.548
|
46.942
|
48.042
|
45.937
|
52.811
|
14,96
|
26
|
Sulawesi Tengah
|
204.342
|
211.876
|
211.232
|
208.628
|
221.129
|
5,99
|
27
|
Sulawesi Selatan
|
770.733
|
836.298
|
862.017
|
886.354
|
889.232
|
0,32
|
28
|
Sulawesi Barat
|
66.630
|
72.471
|
64.973
|
75.923
|
76.347
|
0,56
|
29
|
Sulawesi Tenggara
|
110.498
|
102.520
|
98.130
|
107.751
|
118.916
|
10,36
|
30
|
Maluku
|
15.352
|
19.142
|
21.252
|
20.233
|
21.227
|
4,91
|
31
|
Maluku Utara
|
14.497
|
14.831
|
13.711
|
16.071
|
16.783
|
4,43
|
32
|
Papua
|
22.957
|
24.461
|
26.336
|
26.686
|
31.198
|
16,91
|
33
|
Papua Barat
|
8.357
|
11.467
|
10.486
|
9.464
|
8.283
|
-12,48
|
Indonesia
|
12.147.637
|
12.327.425
|
12.883.576
|
13.253.450
|
13.201.316
|
-0,39
|
Menurut
BPS pada tahun 2030 kebutuhan beras di Indonesia mencapai 59 ton. Untuk
mendukung kebutuhan tersebut diperlukan luas tanam baru khususnya pada
komoditas pangan. Percetakan sawah baru menemui banyak kendala termasuk biaya
yang mahal, sehingga tambahan lahan pertanian tiap tahun tidak signifikan
disbanding luas areal yang terkontroversi untuk keperluan nonpertanian.
Pada
data table diatas dapat dilihat perubahan luas lahan padi di provinsi-provinsi
di Indonesia pada tahun 2007-2011. Data menunjukkan provinsi yang memiliki
lahan padi yang terluas adalah jawa barat yang selalu meningkat tiap tahunnya,
yang tertinggi adalah pada tahun 2010 yaitu 2.037.657
ha lebih luas disbanding jawa timur yang lebih banyak memproduksi padi. Tapi
pada tahun 2011 luas lahan di jawa bbarat mengalami penurunan menjadi 1.964.457
ha atau -3,59%. Sedangkan luas lahan padi yang terkecil terdapat pada provinsi
kepulauan riau yang memiliki luas lahan padi pada tahun 2007 sebesar 117 ha,
dan mengalami kenaikan sampai tahun 2010 dan mencapai luas tertinggi pada tahun
2010 yaitu sebesar 396 ha, sedangkan pada tahun 2011 luas lahan padi di
kepulauan riau mengalami penurunan yaitu menjadi 387 ha atau -2,27%.
b. Infrastruktur
Irigasi
merupakan bagian terpenting dari infrastruktur pertanian.ketersediaan jaringan
irigasi yang baik dapat meningkatkan volume produsi dan kualitas komoditas
pertanian, terutama tanaman pangan. Jaringan irigasi yang baik akan mendorong peningkatan
indeks pertanaman. Dari data dibawah ini dapat disimpulkan bahwa luas lahan
sawah terbesar dimiliki oleh provinsi jawa timur yang mengalami penurunan tiap
tahunnya hingga pada tahun 2006 mencapai 1.096.479 ha, dan mengalami sedikit
kenaikan hingga mencapai 1.108.578 ha pada tahun 2008. Sedangkan luas lahan
irigasi terendah yaitu pada provinsi kepulauan riau pada tahun 2008 memiliki
113 ha.
Luas
Lahan Sawah (Irigasi + Non Irigasi) Menurut Provinsi, 2003-2008 (Ha)
No.
|
Provinsi
|
tahun
|
|||||
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
||
1
|
Nanggroe Aceh Darussalam
|
348.232
|
346.305
|
356.649
|
315.277
|
312.803
|
323.010
|
2
|
Sumatera Utara
|
538.180
|
502.839
|
462.767
|
460.486
|
453.372
|
478.521
|
3
|
Sumatera Barat
|
225.369
|
231.939
|
228.176
|
229.469
|
225.774
|
224.442
|
4
|
Riau
|
128.225
|
125.966
|
118.955
|
124.985
|
128.242
|
122.255
|
5
|
Jambi
|
120.552
|
122.126
|
117.482
|
119.242
|
117.543
|
116.212
|
6
|
Sumatera Selatan
|
512.510
|
474.429
|
484.207
|
523.922
|
530.204
|
569.659
|
7
|
Bengkulu
|
88.432
|
85.641
|
84.164
|
83.885
|
94.632
|
89.315
|
8
|
Lampung
|
303.380
|
316.017
|
313.621
|
317.413
|
342.507
|
348.732
|
9
|
Bangka Belitung
|
3.186
|
3.773
|
4.111
|
4.048
|
4.176
|
3.506
|
10
|
Riau Kepulauan
|
|
|
76
|
82
|
90
|
113
|
11
|
DKI Jakarta
|
2.738
|
2.563
|
1.866
|
1.466
|
1.200
|
1.200
|
12
|
Jawa Barat
|
934.140
|
932.337
|
925.900
|
926.782
|
934.845
|
945.544
|
13
|
Jawa Tengah
|
995.469
|
996.197
|
995.972
|
992.455
|
990.824
|
990.652
|
14
|
DI Yogyakarta
|
57.612
|
56.982
|
57.188
|
56.218
|
55.540
|
55.332
|
15
|
Jawa Timur
|
1.115.239
|
1.108.361
|
1.100.574
|
1.096.479
|
1.096.605
|
1.108.578
|
16
|
Banten
|
207.530
|
196.589
|
196.122
|
198.571
|
196.370
|
195.583
|
17
|
Bali
|
81.870
|
81.557
|
80.211
|
79.252
|
80.251
|
80.873
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
226.627
|
222.968
|
227.423
|
227.395
|
231.129
|
230.986
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
103.341
|
109.070
|
100.194
|
112.715
|
122.649
|
124.161
|
20
|
Kalimantan Barat
|
253.316
|
283.021
|
292.220
|
321.838
|
290.392
|
292.687
|
21
|
Kalimantan Tengah
|
156.645
|
167.776
|
159.516
|
166.703
|
159.059
|
157.406
|
22
|
Kalimantan Selatan
|
420.086
|
423.884
|
435.940
|
440.720
|
471.042
|
477.336
|
23
|
Kalimantan Timur
|
92.982
|
89.769
|
88.846
|
90.786
|
92.934
|
84.235
|
24
|
Sulawesi Utara
|
64.605
|
59.393
|
57.969
|
60.262
|
61.875
|
61.133
|
25
|
Sulawesi Tengah
|
121.670
|
120.049
|
113.715
|
119.463
|
128.250
|
129.016
|
26
|
Sulawesi Selatan
|
619.084
|
626.634
|
558.935
|
552.940
|
560.919
|
567.408
|
27
|
Sulawesi Tenggara
|
66.939
|
69.432
|
57.760
|
57.271
|
78.524
|
88.635
|
28
|
Gorontalo
|
27.598
|
25.955
|
25.561
|
25.668
|
27.794
|
31.327
|
29
|
Sulawesi Barat
|
|
|
60.531
|
54.323
|
50.800
|
53.220
|
30
|
Maluku
|
8.401
|
8.542
|
8.542
|
8.657
|
10.035
|
11.461
|
31
|
Maluku Utara
|
11.867
|
11.867
|
11.867
|
11.867
|
11.782
|
13.630
|
32
|
Papua Barat
|
4.719
|
6.290
|
7.051
|
7.735
|
8.395
|
9.116
|
33
|
Papua
|
36.021
|
36.021
|
28.970
|
28.970
|
26.397
|
29.549
|
Total
|
7.876.565
|
7.844.292
|
7.763.081
|
7.817.345
|
7.896.954
|
8.014.833
|
c. Teknologi dan Sumber Daya Manusia
Teknologi
dan SDM menentukan keberhasilan Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan.
Teknologi dan SDM merupakan dua factor
produksi yang sifatnya komplementer dan berlaku disemua sector ekonomi,
termasuk pertanian.
Di
Indonesia kualitas SDM di pertanian sangat rendah disbanding sector-sektor
ekonomi lainnya.
Presentase petani menurut tingkat pendidikan
formal di Indonesia tahun 2003 (%)
Tingkat pendidikan
|
Jawa
|
Di luar jawa
|
Indonesia
|
Tidak ada pendidikan
|
34,44
|
28,83
|
31,62
|
Hanya premier
|
48,07
|
41,93
|
44,98
|
Sekunder
|
15,8
|
27,56
|
21,71
|
Tersier
|
1,69
|
1,68
|
1,69
|
Jumlah
|
100,00
|
100,00
|
100,00
|
Sumber; BPS
Dapat
disimpulkan bahwa petani berpendidikan rendah terbanyak terdapat didaerah pulau
jawa yaitu premier atau sekolah dasar (SD) sekitar 48,07% dari jumlah seluruh
petani di pulau jawa. Sedangkan pendidikan sekunder atau menengah tertinggi
yaitu diluar pulau jawa sekitar 27,56% dari jumlah petani diluar pulau jawa.
Secara keseluruhan para petani di Indonesia kebanyakan memiliki tingkat
pendidikan hhanya premier atau sekolah dasar (SD).
d. Energy
Energy
sangat penting dalam kegiatan pertanian, contohnya listrik atau bahan bakar
minyak (BBM) yang digunakan oleh petani dalam kegiatan bertaninya (dalam
penggunaan traktor). Kenaikan BBM pada
era reformasi mengakibatkan naiknya biaya produksi dan akan mengurangi
keuntungan petani. Selain itu kenaikan harga BBM membuat biaya transportasi
naik , ini tercermin dalam menurunnya nilai tukar petani pada saat itu.
Pada
table dibawah ini menunjukan perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada tahun
2011. Dapat terlihat selama tahun 2011 NTP naik tiap bulannya, walaupun tidak
signifikan tetapi NTP mengalami kenaikkan yang pasti. Yaitu pada januari NTP
sekitar 103,01 dan di bulan November sekitar 105,64 dalam waktu 1tahun NTP
mengalami kenaikan hanya sekitar 2,63
Perkembangan NTP
selama tahun 2011
Bulan
|
Rincian
|
||
Indeks diterima (IT)
|
Indeks dibayar (IB)
|
NTP
|
|
Januari
|
135,72
|
131,76
|
103,01
|
Februari
|
136,36
|
131,96
|
103,33
|
Maret
|
136,34
|
131,95
|
103,32
|
April
|
136,53
|
131,40
|
103,91
|
Mei
|
137,38
|
131,46
|
104,50
|
Juni
|
138,25
|
131,92
|
104,79
|
Juli
|
139,099
|
132,63
|
104,87
|
Agustus
|
140,27
|
133,45
|
105,11
|
September
|
140,71
|
133,80
|
105,17
|
Oktober
|
141,37
|
133,99
|
105,51
|
November
|
142,05
|
134,47
|
105,64
|
Sumber; BPS 2011
e. Modal
Salah
satu penyebab rapuhnya ketahanan pangan adalah keterbatasan dana di dalam
negri. Kekurangan modal juga menjadi penyebab banyak petani tidak memiliki
mesin giling sendiri. Padahal jika para petani masing-massing memiliki mesin
sendiri maka distribusi bertambah pendek dan kesempatan para petani untuk
mendapatkan keuntungan lebih besar.
Alokasi kredit menurut sector, 2004- maret 2008
(triliun rupiah)
Sector
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
% pertumbuhan 2008 terhadap 2007
|
Pertanian
|
33,14
|
37,17
|
43,21
|
43,23
|
57,05
|
31,96
|
Petambangan
|
7,81
|
8,12
|
11,15
|
15,74
|
28,85
|
83,29
|
Perindusrian
|
144,91
|
171,28
|
180,28
|
183,48
|
213,16
|
16,17
|
Listrik,gas & air
|
5,98
|
5,36
|
5,22
|
5,63
|
9,91
|
76,02
|
Konstruksi
|
19,97
|
26,98
|
33,82
|
33,62
|
44,67
|
32,86
|
Perdagangan, restoran & hotel
|
113,07
|
135,83
|
156,93
|
167,54
|
213,97
|
27,71
|
Pengangkutan, pergudangan & komunikasi
|
17,66
|
19,82
|
26,41
|
25,99
|
40,58
|
56,13
|
Jasa dunia usaha
|
56,35
|
72,62
|
74,99
|
82,09
|
114,77
|
39,80
|
Jasa social/ masyarakat
|
8,04
|
10,02
|
10,28
|
10,44
|
12,8
|
22,60
|
Lain-lain
|
152,49
|
208,37
|
224,73
|
232,58
|
300,27
|
29,10
|
Dari
data diatas dapat disimpulkan bahwa pertanian bukan sector terbesar dalam
penerimaan kredit dari sumber-sumber formal, khususnya perbankan. Alasanya
yaitu karna pertanian padi bukan merupakan bisnis yang menghasilkan keuntungan
besar dan ini berarti bukan jaminan bagi perbankan kalu pinjaman dapat
dikembalikan. Selain itu karna tidak adanya asset yang bisa digunakan sebagai
agunan, seperti rumah atau tanah.
Pada
data dapat dilihat kalau pertanian pada tahun 2004 mendapat kredit sebesar
33,14 triliun rupiah dan pada tahun 2008 mendapat kredit sekitar 57,05 triliun
rupiah, dengan presentase pertumbuhan dari tahun 2007 ke 2008 sekitar 31,96%.
Ini lebih rendah dibanding perindustrian yang mendapat alokasi kredit pada
tahun 2004 sekitar 144,91 triliun rupiah dan pada tahun 2008 sekitar 213,16
triliun rupiah, dengan presentase pertumbuhan dari tahun 2007 sampai 2008
sekitar 16,17%.
f. Cuaca
Pemanasan
global menimbulkan musim hujan dan musim kemarau yang tak terkendali. Pola
tanam dan estimasi produksi pertanian serta persediaan stok pangan jadi sulit
diprediksi dengan baik. pertanian merupakan sector yang paling rentan terkena
dampak perubahan iklim, apalagi kekeringan yang berkepanjangan. Sedangkan
pertanian membutuhkan air yang tidak sedikit.
Dampak
langsung dari pemanasan global terhadap pertanian di Indonesia yaitu penurunan
produktivitas dan tingkat produksi sebagai akibat terganggunya siklus air.
Perubahan pola hujan dan meningkatnya frekuensi anomaly cuaca ekstrim yang
mengakibatkan pergeseran waktu, musim dan pola tanam.
Kesimpulan
Di Indonesia,
pertanian merupakan salah satu sector penting, karna dapat mempengaruhi
Pendapatan Domestic Bruto (PDB). Maka dari itu, perlu adanya pembangunan dibidang
di bidang pertanian tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan revolusi
hijau pada masa Orde Baru. Yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas di
sector pertanian untuk mencapai swasembada pangan dan untuk mendukung
pembangunan industry nasional.
Perkembangan
sector pertanian dapat dilihatdari kontribusi PDB dan pertumbuhan output. Yang
dari data menunjukan bahwa: kontribusi
PDB tiap tahunnya meningkat. Sedangkan pada table data pertumbuhan output dan
produktivitas menunjukan luas panen Indonesia pada tahun 2009 adalah yang
paling luas dibandingkan provinsi lain yaitu 12.883.576 ha, sedangkan yang
terkecil dimiliki oleh kepulauan riau hanya sekitar 144 ha. Dari data ini juga
dapat dilihat provinsi yang memiliki produktivitas yag tertinggi adalah jawa
timur sebesar 59,11 ku/ha dengan produksi 11.259.085 ton, sedangkan provinsi yang
memiliki produktivitas rendah yaitu Bangka Belitung 24,64 ku/ha dengan
produksi 19 864 ton.
Ketahanan
pangan erat kaitannya dengan pertanian karna mencerminkan kenmampuan Negara tersebut dalam keberhasilan
pembangunan disektor pertania. Konsep ketahanan pangan terdapat pada UU no.7
tahun 1996, pasal 1 ayat 17 tentang pangan yang berisi “ketahanan pangan
adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT) yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.” Tetapi walupun bergitu
banyak yang berpendapat UU tersebut tidak sesuai dan harus dirubah.
Ketahanan
pangan sanggat dipengaruhi oleh ketersediaan dan kualitas lahan, infrastruktur
(khususnya irigasi), teknologi dan kualitas petani dan buruh tani, energy
(terutama listrik dan BBM), permodalan dan cuaca.
Daftar pustaka
-
Dr. Tulus T.H Tambunan, Perekonomian Indonesia- Pertanian dan
tanaman pangan
-
Litbang.deptan.go.id
-
BKPM.go.id
-
Kementrian pertanahan
Thank's gan infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
Selamat siang, Saya seorang pemberi pinjaman uang pribadi terdaftar. Kami memberikan pinjaman untuk membantu orang, perusahaan yang perlu memperbarui status keuangan mereka di seluruh dunia, dengan Suku Bunga tahunan yang sangat Minimal Low 2% dalam waktu satu tahun sampai 30 tahun periode durasi pembayaran untuk setiap bagian dari dunia. Kami memberikan pinjaman dalam kisaran 5.000 euro € 100.000.000. Pinjaman kami diasuransikan dengan baik, untuk keamanan maksimum adalah prioritas kami. Orang yang tertarik harus menghubungi kami melalui email: (24hourstloancompany1@gmail.com)
BalasHapusApakah Anda pernah ditolak oleh banyak bank
Anda perlu membiayai untuk ekspansi bisnis Anda,
Anda membutuhkan pinjaman pribadi
Mengajukan pinjaman, turunkan rincian di bawah ini:
1. Nama Lengkap
2. Alamat
3. Jumlah
4. Durasi Masa
5.Phone Nomor
6. Pekerjaan
Mrs Farida Stephen
Apakah Anda membutuhkan pinjaman pribadi atau pinjaman bisnis? tawaran kami adalah yang terbaik dan dapat diandalkan menawarkan untuk Anda. Jumlah Pinjaman: $ 1.000 hingga $ 10.000.000 untuk periode durasi 1 sampai 25 tahun. Dapatkan pinjaman Anda disetujui dalam waktu 5 hari, Jika Anda tertarik, hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut tentang email: globalfundshare@gmail.com dan mengisi formulir aplikasi pinjaman.
BalasHapus* Nama lengkap:
* Negara:
* Usia:
* Seks:
* Status pernikahan
* Nomor handphone:
* Gaji perbulan:
* Pendudukan:
* Jumlah pinjaman yang diperlukan:
* Durasi Pinjaman:
* Tujuan pinjaman:
* Scan copy KTP yang masih berlaku:
Terima kasih
Salam.
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.